Tokyo, tak hanya suasana kotanya yang
enak dipandang, tetapi juga para perempuannya. Banyak perempuan Jepang
yang tetap tampil menarik meskipun usia mereka tampaknya mendekati
kepala tiga.
Lalu, saat berbincang-bincang, cerita
yang bergulir dari mulut mungil mereka antara lain mengenai susahnya
membesarkan anak remaja dan seputar urusan karier yang sudah dijalani
selama 20 tahun. Saya tergelitik untuk berhitung, berarti umur mereka
mendekati angka 40-an. Wow, rasa penasaran pun menyeruak. Sempat
terlintas dalam benak, jangan-jangan ada ramuan khusus sehingga mereka
tampak awet muda. Namun, melihat hampir semua perempuan Jepang awet
muda, sepertinya ada rahasia lain yang perlu ditelusuri.
Tentunya kita tidak harus tinggal di
Jepang atau menjadi orang Jepang agar tidak cepat keriput. Kita hanya
perlu “mencuri” ilmu diet, gaya hidup, ataupun tips perawatan kulit
mereka. Dan ternyata, inilah rahasianya.
→ Berikan Kulit Makanan Seimbang
Dalam bukunya, Japanese Woman Don’t Get
Old or Fat, Naomi Moriyama menggambarkan negaranya sebagai tempat di
mana perempuan berusia 40 terlihat seperti berumur 20-an. “Mereka bebas
menikmati makanan lezat dan tingkat penderita obesitas di Jepang hanya
tiga persen saja,” ujarnya.
Naomi memaparkan kunci diet ala mereka
adalah: sepiring kecil minyak ikan, kedelai, nasi, sayur-sayuran, dan
buah-buahan. “Makanan yang terbuat dari beras juga dipercaya memberikan
sumbangsih untuk kesehatan kulit. Bahkan, sampai ada kata khusus dalam
bahasa Jepang yang menggambarkan kulit lembut dan kenyal, yaitu
mocha-hada atau kulit seperti mochi, sejenis kue dari tepung beras yang
teksturnya kenyal, halus, dan lembut,” lanjutnya.
Jessica Wu, MD, seorang dokter kulit di
Los Angeles asal Taiwan yang dibesarkan oleh orangtua asli Cina,
mempunyai tradisi dan pola makan mirip orang Jepang. Ia percaya kalau
kedelai termasuk jenis makanan antipenuaan terbaik.
“Sewaktu kecil, saya minum susu kedelai
segar buatan ibu setiap hari, dan kami lebih sering makan tofu
dibandingkan daging dan produk susu lainnya. Saya yakin kedelai bisa
menyembuhkan jerawat dan meminimalkan kekeringan kulit,” ujar Jessica.
Orang Jepang juga berpendapat, green tea membantu memperlambat proses penuaan. Mereka mengonsumsi minuman kaya antioksidan ini sepanjang waktu, pastinya jauh lebih baik daripada kopi, jus buah kemasan, ataupun diet coke.
Lihatlah gaya hidup mereka yang begitu
sehat. Jumlah perempuan yang merokok di Tokyo hanya sekitar 10 persen.
Mereka juga cukup taat membatasi konsumsi makanan berkadar gula tinggi.
Ia bercerita, “Sewaktu tinggal di Los Angeles, saya suka irisan jeruk
sebagai makanan penutup, bukan kue cokelat. Ternyata, di antara para
sepupu, hanya saya yang tidak berjerawat saat remaja.”
Berdasarkan penelitian terbaru, konsumsi gula yang berlebihan dapat memicu infeksi jerawat dan merusak lapisan kolagen.
→ Balurkan Tabir Surya Setiap Hari
Kalau Anda pernah menemukan turis-turis
Jepang berseliweran, Anda akan melihat perempuan Jepang selalu
menggunakan payung saat cuaca sedang terik.
“Mereka memang sangat fanatik menjaga kulit dari sengatan matahari untuk menghindari flek-flek hitam
di wajah,” ujar Susan Taylor, MD, seorang dokter kulit asal
Philadelphia. Sebagai seorang keturunan Afrika-Amerika, Susan sengaja
memberikan perhatian khusus kepada pasien kulit berwarna.
Pada prinsipnya flek hitam bisa dialami
oleh semua warna kulit, kecuali mereka yang berhati-hati menjaga kulit.
Ternyata, kaum hawa di Jepang telah melakukannya lebih awal, yaitu sejak
usia 20-an.
Jika dibandingkan dengan perempuan
Kaukasia, kulit mereka memang mengandung lebih banyak melanin sehingga
pigmentasi akan mudah terlihat. Akan tetapi, jika disandingkan dengan
keturunan Melayu atau Latin, melanin mereka lebih sedikit.
Melanin juga berfungsi sebagai pelindung
alami dari sinar matahari. Kulit perempuan Jepang lebih mudah terbakar
daripada mereka yang berkulit gelap. “Untuk mencegah munculnya noda di
wajah, ibu-ibu di sana mulai memakaikan tabir surya kepada bayi mereka
sejak lahir,” ungkap Yuko Hosnino, seorang spesialis kulit dari Shiseido
Tokyo.
Hasilnya, perempuan Jepang bukan hanya
terhindar dari flek hitam ketika dewasa, tetapi kerutan di muka pun
lebih sedikit. Kerutan yang muncul di usia 40-an dan 50-an sebenarnya
lebih disebabkan akibat dampak buruk paparan sinar ultraviolet yang
sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
Jadi, gunakanlah tabir surya setiap hari—bukan hanya saat kita berada di pantai—agar kulit tidak rusak dan selalu sehat.
→ Ratakan Warna Kulit
Ketika kita sudah rutin menggunakan
tabir surya, langkah berikutnya adalah meminimalkan flek hitam yang
terlanjur menempel di wajah. Yoko Kisara, seorang penulis kecantikan
di Tokyo, menyarankan memakai krim yang memperlambat produksi pigmen
-biasa disebut pemutih, brightening atau tone corrector. Fungsinya sama:
memutihkan dan meratakan warna kulit di bagian tertentu.
Jika perbedaan warna kulit terlihat
sangat jelas, Jessica Wu, MD, seorang dokter kulit di Los Angeles asal
Taiwan, mengatakan lebih baik Anda pergi ke dokter kulit untuk meminta
obat yang mengandung hydroquinone atau tretinoin (Retin-A) dengan kadar
tertentu.
Anda juga dapat menjalani terapi
pengelupasan kulit, lewat obat-obatan kimia atau terapi Intense Pulse
Light (IPL) yang menggunakan sinar khusus untuk memperbaiki warna kulit.
→ Jaga Kelembaban Kulit
“Tidak banyak perempuan Jepang usia di
atas 40-an yang mengeluh kulit mereka kering,” ujar Hideko Hattori,
seorang dokter kulit di Tokyo. Ini terjadi antara lain berkat bantuan
alam.
Tingkat kelembaban beberapa wilayah di
Jepang memang cukup tinggi, sehingga masih ada saja perempuan separuh
baya di sana yang mengeluh wajah mereka kelebihan minyak. Anda memang
tidak dapat mengubah iklim, tapi Anda bisa meniru beberapa kebiasaan,
agar kulit bebas dari kekeringan dan tetap lembab.
Sebagian besar orang Jepang jarang
menggunakan AC maupun pemanas ruangan. Bahkan, ketika musim panas banyak
perusahaan mengeluarkan kebijaksanaan “cool biz”, yaitu mengizinkan
para karyawannya berbusana kasual, supaya lebih nyaman saat udara sedang
panas. Hasilnya, kulit mereka tetap lembab.
Perempuan Jepang juga sangat disiplin
dalam ritual melembabkan kulit. “Banyak di antara mereka rela memakai
bermacam-macam jenis produk yang fungsinya hampir sama. Setidaknya dua dari tiga produk tersebut berguna untuk melembabkan kulit. Sementara, kebanyakan wanita
Amerika, justru lebih suka mengandalkan satu jenis krim saja dengan
harapan berbagai masalah kulit dapat teratasi dengan baik,” ujar Yoko.
Contohnya, Ikuko Watanabe, seorang
fashion stylist berusia 50, memakai krim pelembab dan toner yang
berfungsi melembabkan kulit, serum pelembab, serum mencerahkan kulit,
dan tabir surya sekaligus pelembab. Bahkan, ditambah lagi dengan masker
pelembab wajah, setidaknya seminggu sekali. Hmmm… tentu saja kulit
mereka jadi lembab dengan cara itu.
→ Pijat Area Wajah dan Leher
Dalam adat Cina dan Jepang, pijat wajah
merupakan bagian ritual perawatan kulit. “Ibu saya menyarankan, selagi
muda lakukan pemijatan setiap malam, setelah membersihkan wajah,” lanjut
Jessica.
Kegiatan ini adalah bagian dari tradisi akupunktur dan acupressure Asia Timur yang bisa melancarkan peredaran darah, sehingga kulit wajah lebih segar dan mudah menyerap berbagai produk perawatan kulit.
Menariknya lagi, lokasi pemijatan wajah
sama dengan titik dimana botoks disuntikkan oleh para dokter kulit.
Contohnya, di antara kedua alis, garis ekspresi atau senyum, dan di
samping kedua mata bagian luar.”
Ia juga percaya, kalau kita teratur
memijat wajah, hasilnya bisa segera dibuktikan. “Sekitar 15 tahun lalu,
ketika saya mulai melakukan praktek botoks dan suntik kolagen, saya
menawarkan terapi ini
kepada ibu saya yang berusia 55. Namun, ketika ia duduk di ruang
praktek dan tangan saya mulai bereaksi, saya baru sadar ternyata ia tak
memiliki kerutan sama sekali,” tandasnya terpana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar